Sabtu, 09 November 2019

Promosi dan Pemindahan

Promosi dan Pemindahan


Nama          : Ayu Aisyah Amini
NPM           : 21216231
Kelas           : 4EB10
Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2019



BAB I
PENDAHULUAN
Promosi penjualan terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk/jasa tertentu secara lebih cepat dan/atau lebih besar oleh konsu­men atau pedagang.
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Kiat promosi penjualan digunakan oleh sebagian besar organisasi, termasuk per­usahaan manufaktur, distributor, pengecer, asosiasi perdagangan, dan organisasi nir­laba.
Beberapa faktor memberikan kontribusi pada pertumbuhan pesat promosi penjualan, terutama dalam pasar konsumen. Faktor-faktor internal termasuk hal-hal berikut: Promosi sekarang lebih diterima oleh manajemen puncak sebagai alat penjualan yang efektif; semakin banyak manajer produk yang memenuhi syarat untuk menggunakan alat promosi penjualan; dan manajer produk berada di bawah tekanan keras untuk meningkatkan penjualan saat ini. Faktor-faktor eksternal mencakup hal-hal berikut: Jumlah merek yang bertambah; pesaing sering menggunakan promosi; banyak merek yang terlihat sama; konsumen semakin berorientasi-harga; perdagangan menuntut lebih banyak tawar-menawar yang diharuskan oleh produsen; dan efisiensi iklan telah berku­rang karena meningkatnya biaya, kekacauan media, dan hambatan hukum.
Pesatnya pertumbuhan media promosi penjualan telah menciptakan situasi keka­cauan prornosi, serupa dengan kekacauan iklan. Konsumen mungkin mulai jenuh, sehingga kupon dan media lain akan melemah kemampuannya dalam mendorong pembelian. Produsen harus mencari jalan untuk mengatasi kekacauan itu, misalnya, dengan menawarkan nilai kupon-penebusan yang lebih besar atau menggunakan pajangan atau demonstrasi di toko tempat pembelian yang lebih dramatis.
Untuk menciptakan pelanggan-pelanggan yang setia, perusahaan dituntut untuk melakukan diskriminasi antara pelanggan-pelanggan yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Tidak ada perusahaan yang dapat diharapkan untuk memberikan perhatian yang sama pada seorang pelanggan yang tidak menguntungkan seperti pada pelanggan yang menguntungkan. Perusahaan yang cerdik akan mendefinisikan tipe-tipe pelanggan yang sedang mereka cari, mana yang akan paling diuntungkan oleh penawaran-penawaran perusahaan; pelangan-pelangan inilah yang paling munkin menjadi setia. Dan pelanggan setia akan memberi keuntungan pada perusahaan di kemudian hari melalui arus kas jangka panjang dan akan menghasilkan sebarisan pelanggan baru bagi perusahaan sebagai hasil rekomendasi darinya. Perusahaan memang sudah seharusnya berusaha untuk membangun pelanggan-pelanggan setia, meskipun begitu kesetiaan akan tidak dapat menjadi sebegitu kuatnya sehingga pelanggan dapat menahan godaan dari seseorang pesaing yang mendatangi mereka dengan proposisidengan nilai-nilai lebih kuat serta dapat memberikan pelanggan semua yang sudah mereka dapatkan sekarang ini, ditambah dengan keuntungan-keuntungan lainnya.
Promosi penjualan bekerja sangat buruk pada pasar produk yang memiliki kemiripan merk yang tinggi. Promosi cenderung untuk menarik minat orang-orang yang suka beralih merk yang mencarai harga murah atau hadiah-hadiah dan mereka yang tidak setia pada satu merk. Lebih baik menggunakan promosi penjualan pada pasar-pasar produk yang memiliki ketidakmiripan merk yang tinggi, dimana pelanggan baru akan merasa bahwa mereka lebih menyukai produk anda dan fitur-fitur yang terdapat didalamnya daripada produk-produk yang menjadi pilihan mereka sebelumnya. Promosi penjualan cenderung untuk lebih banyak digunakan oleh merk-merk yang lebih kecil memiliki lebih sedikit dana untuk dibelanjakan dalam iklan, dan dengan biaya yang sedikit dana untuk dibelanjakan dalam iklan, dan dengan biaya yang sedikit mereka dapat membuat orang-orang minimal mencoba produk mereka.
Promosi penjualan secara umum seharusnya dipergunakan dengan hemat, pemberian harga murah, kupon,potongan-potongan harga dan hadiah-hadiah yang dilakukan secara terus menerus dapat mengurangi nilai suatu merk dalam pikiran pelanggan. Hal ini akan membuat para pelanggan cenderung menunggu promosi penjualan berikutnya dan tidak membeli produk-produk tersebut sekarang juga.
Pilihlah promosi penjualan yang sesuai atau menambah citra merk dan menambah menambah nilai produk anda. Cobalah untuk menggunakan promosi penjualan bersama-sama dengan iklan. Iklan akan menjelaskan mengapa pelanggan sebaiknya membeli produk tersebut dan promosi penjualan menyediakan insentif-insentif yang mendorong calon pelanggan untuk membeli. Jika keduanya digunakan secara bersama-sama, iklan dan promosi penjualan akan menjadi kombinasi yang luar biasa.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Jalur Promosi
Sifat dasar manusia pada umumnya ingin menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang dipunyai pada saat ini. Kesempatan untuk maju di dalam suatu organisasi dinamakan dengan promosi (penaikan jabatan).
Andrew F. Sikula yang dikutif oleh Malayu S.P Hasibuan (2004:100) sebagai berikut: “Secara teknis promosi adalah suatu perpindahan didala organisasi dan posisi lainnya yang melibatkan baik peningkatan upah maupun status.”
Adapun syarat-syarat yang perlu ditetapkan dalam melaksanakan promosi yaitu:
1.      Pengalaman
2.      Tingkat pendidikan
3.      Loyalitas
4.      Kejujuran
5.      Kepandaian bergaul
6.      Tanggung jawab
7.      Prestasi kerja
8.      Inisiatif dan kreatif
Pada umumnya, jalur promosi terbatas pada suatu departemen atau bagian saja. Jadi, misalnya seorang pejabat di bagian produksi, maksimum hanya bisa naik pangkat sampai direktur produksi. Perencanaan jalur promosi akan lebih jelas apabila digambarkan melalui suatu bagan.
Analisa jabatan memberikan informasi dasar yang diperlukan untuk menggambarkan jalur promosi dalam suatu organisasi. Biasanya pernyataan-pertanyaan yang berada dalam pikirin para karyawan/calon karyawan adalah sebagai berikut:
1.      Menuju jabatan apa jabatan ini
2.      Demi jabatan apa kita akan dipromosikan ke jabatan ini.

2.2              Berbagai Dasar Promosi
Menurut Martoyo (1994:65-66) “Umumnya terdapat dua dasar untuk mempromosikan seseorang, yakni:
1.      kecakapan kerja (merit)
2.      senioritas.
Bagi penentu kebijaksanaan dalam suatu organisasi tentunya lebih cenderung menggunakan kecakapan kerja atau merit tersebut sebagai dasar suatu promosi. Sebab kompensasi yang baik adalah dasar untuk kemajuan seseorang. Namun, bagi umumnya anggota organisasi atau pegawai lebih cenderung pada senioritas. Sebab umumnya mereka berpendapat bahwa dengan makin lama masa kerja pegawai, kecakapan mereka akan menjadi lebih baik. Mereka pada umumnya menganggap bahwa dasae kecakapan kerja tersebut masih mengandung judgement, sehingga dianggap masih belum objektif. Namun ternyata, tidaklah semudah yang diduga untuk mengukur objektivitas promosi tersebut.” Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dikemukakan bahwa kasus tertentu terdapat pegawai senior yang dipromosikan terlebih dahulu. Pegawai senior disini dimaksudkan pegawai yang mempunyai masa kerja paling lama diorganisasi tersebut. Keuntungan sistem senioritas tersebut, adalah adanya prinsip objektivitas. Pegawai yang akan dipromosikan, ditentukan berdasarkan catatan senioritas yang ada diorganisasi.
Walaupun organisasi telah secara tegas dan jelas mencantumkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dan melaksanakannya ketentuan untuk promosi tersebut sebaik-baiknya, tetapi kemungkinan terjadi kesalahan atau kekeliruan dapat saja terjadi, bila kandidat tersebut pandai dalam mendekati atasan. Dalam kaitan ini berarti kemungkinan pertimbangan bakat dan kemampuan dapat terkalahkan, sehingga didapatkan pejabat yang promosi tersebut kurang bias diterima oleh semua pihak.
Dengan demikian, tidak ada jaminan penuh bahwa pegawai yang dipromosikan benar-benar memenuhi harapan organisasi. Oleh karena itu, suatu analisis yang matang mengenai potensi pegawai yang bersangkutan perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh. Analisis yang demikian menjadi semakin penting apabila dikaitkan dengan das sains (senyatanya) bahwa kecakapan kerja atau kemampuan kerja setiap pegawai adalah terbatas. Artinta tidak mustahil bahwa seseorang pegawai menunjukkan prestasi kerja tinggi pada pekerjaan dan posisinya sekarang, tetapi karena sebenarnya yang bersangkutan sudah mencapai puncak kompetensinya, tidak lagi mampu berprestasi hebat pada posisi yang lebih tinggi. Dalam hal demikian mempromosikan seseorang akan membawa kerugian, bukan hanya bagi yang bersangkutan, tetapi juga bagi organisasi.

2.3       Kecakapan Kerja Versus Senioritas
Berbagai argumentasi tentang kebaikan kecakapan kerja mupun senioritas sering tidak bisa diputuskan untuk memilih mana yang lebih baik. Misalnya, memang diakui bahwa semakin lama seorang bekerja pada suatu organisasi, semakin berpengalaman dia.  Namun, kecakapannya akan selalu meningkat ? masalah seperti ini menjadi lebih sulit, apabila organisasi dihadapkan pada suatu situasi sehingga memerlukan perubahan (perubahan cara kerja, organisasi atau hubungan kerja). Mereka yang lebih senior sering justru sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Mereka sudah terlampau terbiasa dengan cara kerja lama, misalnya, sehingga sulit memahami cara kerja baru.
Sebaliknya penggunaan dasar kecakapan kerja akan menjamin bahwa hanya mereka yang cakaplah yang bisa dipromosikan. Masalahnya adalah siapa yang menentukan kecakapan ini ? Bukankah penentuan kecakapan kerja bagaimanapun merupakan suatu penilaian, yang tidak akan luput dari kesalahan maupun subyektifitas ? Pada umumnya, karyawan khawatir kalau terjadi masalah “like” dan “dislike” dalam penilaian ini. Karena itu, di dalam penentuan dasar untuk promosi sering digunakan suatu kompromi antara dasar kecakapan kerja dan senioritas ini. Komprominya bisa dinyatakan misalnya dengan : apabila ada para pejabat yang mempunyai kecakapan yang sama, maka pejabat yang lebih seniorlah yang akan dipromosikan. Atau, apabila ada dua pejabat yang mempunyai senioritas yang sama, maka pejabat yang lebih cakaplah yang akan dipromosikan.
Bentuk kompromi untuk dasar kenaikan pangkat, bisa tidak hanya menyangkut masalah kecakapan kerja dan senioritas saja. Misalnya, untuk tenaga-tenaga pengajar di perguruan tinggi digunakan berbagai dasar yaitu; di samping masa kerja, adalah bidang pendidikan dan pengajaran, publikasi ilmiah, pengabdian kepada masyarakat, loyalitas pada Universitas dan kegiatan lain-lain. Jadi di sini Nampak bahwa prestasi kerja dijabarkan dalam berbagai faktor yang lebih terperinci. Di samping kompromi untuk dasar kenaikan pangkat, penggunaan dasar kecakapan kerja dan senioritas juga digunakan dalam merancang struktur upah. Kompromi antara kedua dasar tersebut bisa dilihat dalam gambar ini.
2.4       Penurunan (Demotion)
Demosi adalah penurunan jabatan dalam suatu instansi yang biasa dikarenakan berbagai hal. Dapat dipastikan tidak ada seorang pegawai pun yang senang mengalami hal ini. Pada umumnya demosi dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin karena berbagai alasan, seperti :
1.      Penilaian negatif oleh atasan karena prestasi kerja yang tidak/kurang memuaskan
2.      Perilaku pegawai yang disfungsional, seperti tingkat kemangkiran yang tinggi
Situasi lain yang ada kalanya berakibat pada demosi karyawan ialah apabila kegiatan organisasi menurun, baik sebagai akibat faktor-faktor internal maupun eksternal, tetapi tidak sedemikian gawatnya sehingga terpaksa terjadi pemutusan hubungan kerja. Dalam hal demikian suatu organisasi memberikan pilihan kepada para karyawannya yaitu, antara demosi dengan segala akibatnya dan pemutusan hubungan kerja dengan perolehan hak-hak tertentu seperti pesangon yang jumlahnya didasarkan atas suatu rumus tertentu yang disepakati bersama.
2.5       Pemindahan
Mutasi (pemindahan) atau transfer menurut Wahyudi (1995) adalah perpindahan pekerjaan seseorang yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi pekerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Kompensasi gaji, tugas, dan tanggung jawab yang baru adalah sama seperti sebelumnya. Mutasi (pemindahan) atau rotasi kerja dilakukan untuk menghindari kejenuhan karyawan atau pegawai pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain dalam bidang yang berbeda di suatu perusahaan. Pemindahan ini  terkadang dapat dijadikan sebagai tahapan awal atau batu loncatan untuk mendapatkan promosi pada waktu mendatang. Para ahli berpendapat bahwa mutase (pemindahan) adalah proses yang secara hukum sah dilakukan dilingkungan pemerintah.
Oleh karena itu, mutasi harus dipahami sebagai berkah, karena dengan mutase ini, pegawai banyak diuntungkan ketika berbicara tentang karier. Tetapi, terkadang pada pihak yang merasa nyaman dengan jabatan dan lingkungan kerjanya, mutase adalah siksaan, serta tidak dapat dipungkiri bahwa mutase merupakan sebuah kata yang seram ditelinga pejabat atau staff pemerintah. Hakikatnya mutasi (pemindahan) adalah bentuk perhatian pimpinan terhadap bawahan.
2.5.1        Tujuan Mutasi (Pemindahan)
Tujuan mutasi (pemindahan) menurut Mudjiono (2000) adalah :
1.      Meningkatkan produktivitas karyawan
2.      Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau jabatan
3.      Memperluas atau menambah pengetahuan karyawan
4.      Menghilangkan rasa bosan/jenuh terhadap pekerjaannya
5.      Memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karier yang lebih tinggi
6.      Alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui pesaingan terbuka
7.      Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan

2.6       Rencana Promosi dan Pemindahan
Banyak perusahaan dalam merencanakan promosi dan pemindahan, perusahaan seperti ini tidak dapat mempunyai pegangan / ketentuan tentang dasar-dasar promosi atau pemindahan. Sehingga dari tahun ke tahun tidak sama ketentuannya dasar promosi maupun pemindahan, sehingga banyak terdapat pada unsur”-unsur subjektif.
Untuk menghindari hal-hal tersebut,  sebaiknya suatu perusahaan membuat rencana yang jelas unntuk suatu promosi maupun pemindahan untuk keperluan tersebut perusahaan harus menetapkan dan membuat :
1.      Hubungan horizontal dan vertikal dari masing-masing jabatan
2.      Penilaian kecakapan karyawan
3.      Ramalan-ramalan lowongan dan data pegawai




BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Teknis promosi adalah suatu perpindahan didala organisasi dan posisi lainnya yang melibatkan baik peningkatan upah maupun status. Pada umumnya, jalur promosi terbatas pada suatu departemen atau bagian saja. Jadi, misalnya seorang pejabat di bagian produksi, maksimum hanya bisa naik pangkat sampai direktur produksi. Perencanaan jalur promosi akan lebih jelas apabila digambarkan melalui suatu bagan.
Analisa jabatan memberikan informasi dasar yang diperlukan untuk menggambarkan jalur promosi dalam suatu organisasi. Terdapat dua dasar untuk mempromosikan seseorang, yakni kecakapan kerja (merit) dan senioritas.
Demosi adalah penurunan jabatan dalam suatu instansi yang biasa dikarenakan berbagai hal. Dapat dipastikan tidak ada seorang pegawai pun yang senang mengalami hal ini.
Mutasi (pemindahan) atau transfer adalah perpindahan pekerjaan seseorang yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi pekerjaan sebelum mengalami pindah kerja.
  

DAFTAR PUSTAKA

http://hadiyantooo.blogspot.com/2019/01/promosi-dan-pemindahan.html

http://luckydzikra.blogspot.com/2018/12/promosi-dan-pemindahan.html

http://c1d109036.blogspot.com/2011/11/tugas-kelompok-makalah-promosi-dan.html

Hani, Handoko. 2014. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.  Yogyakarta: BPFE.

Sulistiyani, Ambar Teguh. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia:Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmi.