Promosi dan
Pemindahan
Nama : Ayu Aisyah Amini
NPM : 21216231
Kelas : 4EB10
Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Promosi penjualan terdiri dari kumpulan
alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang
untuk mendorong pembelian suatu produk/jasa tertentu secara lebih cepat
dan/atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam
menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk
melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
Kiat promosi penjualan digunakan oleh sebagian besar
organisasi, termasuk perusahaan manufaktur, distributor, pengecer, asosiasi
perdagangan, dan organisasi nirlaba.
Beberapa faktor memberikan kontribusi pada
pertumbuhan pesat promosi penjualan, terutama dalam pasar konsumen.
Faktor-faktor internal termasuk hal-hal berikut: Promosi sekarang lebih
diterima oleh manajemen puncak sebagai alat penjualan yang efektif; semakin
banyak manajer produk yang memenuhi syarat untuk menggunakan alat promosi
penjualan; dan manajer produk berada di bawah tekanan keras untuk meningkatkan
penjualan saat ini. Faktor-faktor eksternal mencakup hal-hal berikut: Jumlah
merek yang bertambah; pesaing sering menggunakan promosi; banyak merek yang
terlihat sama; konsumen semakin berorientasi-harga; perdagangan menuntut lebih
banyak tawar-menawar yang diharuskan oleh produsen; dan efisiensi iklan telah
berkurang karena meningkatnya biaya, kekacauan media, dan hambatan hukum.
Pesatnya pertumbuhan media promosi penjualan
telah menciptakan situasi kekacauan prornosi, serupa dengan kekacauan iklan.
Konsumen mungkin mulai jenuh, sehingga kupon dan media lain akan melemah
kemampuannya dalam mendorong pembelian. Produsen harus mencari jalan untuk
mengatasi kekacauan itu, misalnya, dengan menawarkan nilai kupon-penebusan yang
lebih besar atau menggunakan pajangan atau demonstrasi di toko tempat pembelian
yang lebih dramatis.
Untuk menciptakan pelanggan-pelanggan yang setia, perusahaan
dituntut untuk melakukan diskriminasi antara pelanggan-pelanggan yang menguntungkan
dan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Tidak ada perusahaan yang dapat
diharapkan untuk memberikan perhatian yang sama pada seorang pelanggan yang
tidak menguntungkan seperti pada pelanggan yang menguntungkan. Perusahaan yang
cerdik akan mendefinisikan tipe-tipe pelanggan yang sedang mereka cari, mana
yang akan paling diuntungkan oleh penawaran-penawaran perusahaan;
pelangan-pelangan inilah yang paling munkin menjadi setia. Dan pelanggan setia
akan memberi keuntungan pada perusahaan di kemudian hari melalui arus kas
jangka panjang dan akan menghasilkan sebarisan pelanggan baru bagi perusahaan
sebagai hasil rekomendasi darinya. Perusahaan memang sudah seharusnya berusaha
untuk membangun pelanggan-pelanggan setia, meskipun begitu kesetiaan akan tidak
dapat menjadi sebegitu kuatnya sehingga pelanggan dapat menahan godaan dari
seseorang pesaing yang mendatangi mereka dengan proposisidengan nilai-nilai
lebih kuat serta dapat memberikan pelanggan semua yang sudah mereka dapatkan
sekarang ini, ditambah dengan keuntungan-keuntungan lainnya.
Promosi penjualan bekerja sangat buruk pada pasar produk
yang memiliki kemiripan merk yang tinggi. Promosi cenderung untuk menarik minat
orang-orang yang suka beralih merk yang mencarai harga murah atau hadiah-hadiah
dan mereka yang tidak setia pada satu merk. Lebih baik menggunakan promosi
penjualan pada pasar-pasar produk yang memiliki ketidakmiripan merk yang
tinggi, dimana pelanggan baru akan merasa bahwa mereka lebih menyukai produk
anda dan fitur-fitur yang terdapat didalamnya daripada produk-produk yang
menjadi pilihan mereka sebelumnya. Promosi penjualan cenderung untuk lebih
banyak digunakan oleh merk-merk yang lebih kecil memiliki lebih sedikit dana
untuk dibelanjakan dalam iklan, dan dengan biaya yang sedikit dana untuk
dibelanjakan dalam iklan, dan dengan biaya yang sedikit mereka dapat membuat
orang-orang minimal mencoba produk mereka.
Promosi penjualan secara umum seharusnya dipergunakan dengan
hemat, pemberian harga murah, kupon,potongan-potongan harga dan hadiah-hadiah
yang dilakukan secara terus menerus dapat mengurangi nilai suatu merk dalam
pikiran pelanggan. Hal ini akan membuat para pelanggan cenderung menunggu
promosi penjualan berikutnya dan tidak membeli produk-produk tersebut sekarang
juga.
Pilihlah promosi penjualan yang sesuai atau menambah citra
merk dan menambah menambah nilai produk anda. Cobalah untuk menggunakan promosi
penjualan bersama-sama dengan iklan. Iklan akan menjelaskan mengapa pelanggan
sebaiknya membeli produk tersebut dan promosi penjualan menyediakan
insentif-insentif yang mendorong calon pelanggan untuk membeli. Jika keduanya
digunakan secara bersama-sama, iklan dan promosi penjualan akan menjadi
kombinasi yang luar biasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jalur Promosi
Sifat dasar manusia pada umumnya ingin menjadi lebih
baik, lebih maju dari posisi yang dipunyai pada saat ini. Kesempatan untuk maju
di dalam suatu organisasi dinamakan dengan promosi (penaikan jabatan).
Andrew
F. Sikula yang dikutif oleh Malayu S.P Hasibuan (2004:100) sebagai berikut:
“Secara teknis promosi adalah suatu perpindahan didala organisasi dan posisi
lainnya yang melibatkan baik peningkatan upah maupun status.”
Adapun
syarat-syarat yang perlu ditetapkan dalam melaksanakan promosi yaitu:
1.
Pengalaman
2.
Tingkat pendidikan
3.
Loyalitas
4.
Kejujuran
5.
Kepandaian bergaul
6.
Tanggung jawab
7.
Prestasi kerja
8.
Inisiatif dan kreatif
Pada umumnya, jalur promosi terbatas
pada suatu departemen atau bagian saja. Jadi, misalnya seorang pejabat di
bagian produksi, maksimum hanya bisa naik pangkat sampai direktur produksi.
Perencanaan jalur promosi akan lebih jelas apabila digambarkan melalui suatu
bagan.
Analisa jabatan memberikan informasi dasar yang
diperlukan untuk menggambarkan jalur promosi dalam suatu organisasi. Biasanya
pernyataan-pertanyaan yang berada dalam pikirin para karyawan/calon karyawan
adalah sebagai berikut:
1.
Menuju
jabatan apa jabatan ini
2.
Demi
jabatan apa kita akan dipromosikan ke jabatan ini.
2.2
Berbagai Dasar Promosi
Menurut Martoyo
(1994:65-66) “Umumnya terdapat dua dasar untuk mempromosikan seseorang, yakni:
1. kecakapan kerja
(merit)
2. senioritas.
Bagi penentu
kebijaksanaan dalam suatu organisasi tentunya lebih cenderung menggunakan
kecakapan kerja atau merit tersebut sebagai dasar suatu promosi. Sebab
kompensasi yang baik adalah dasar untuk kemajuan seseorang. Namun, bagi umumnya
anggota organisasi atau pegawai lebih cenderung pada senioritas. Sebab umumnya
mereka berpendapat bahwa dengan makin lama masa kerja pegawai, kecakapan mereka
akan menjadi lebih baik. Mereka pada umumnya menganggap bahwa dasae kecakapan
kerja tersebut masih mengandung judgement, sehingga dianggap masih belum
objektif. Namun ternyata, tidaklah semudah yang diduga untuk mengukur
objektivitas promosi tersebut.” Berdasarkan uraian tersebut diatas,
dapat dikemukakan bahwa kasus tertentu terdapat pegawai senior yang
dipromosikan terlebih dahulu. Pegawai senior disini dimaksudkan pegawai yang
mempunyai masa kerja paling lama diorganisasi tersebut. Keuntungan sistem
senioritas tersebut, adalah adanya prinsip objektivitas. Pegawai yang akan
dipromosikan, ditentukan berdasarkan catatan senioritas yang ada diorganisasi.
Walaupun
organisasi telah secara tegas dan jelas mencantumkan syarat-syarat yang harus dipenuhi
dan melaksanakannya ketentuan untuk promosi tersebut sebaik-baiknya, tetapi
kemungkinan terjadi kesalahan atau kekeliruan dapat saja terjadi, bila kandidat
tersebut pandai dalam mendekati atasan. Dalam kaitan ini berarti kemungkinan
pertimbangan bakat dan kemampuan dapat terkalahkan, sehingga didapatkan pejabat
yang promosi tersebut kurang bias diterima oleh semua pihak.
Dengan
demikian, tidak ada jaminan penuh bahwa pegawai yang dipromosikan benar-benar
memenuhi harapan organisasi. Oleh karena itu, suatu analisis yang matang
mengenai potensi pegawai yang bersangkutan perlu dilakukan dengan
sungguh-sungguh. Analisis yang demikian menjadi semakin penting apabila
dikaitkan dengan das sains (senyatanya) bahwa kecakapan kerja atau kemampuan
kerja setiap pegawai adalah terbatas. Artinta tidak mustahil bahwa seseorang
pegawai menunjukkan prestasi kerja tinggi pada pekerjaan dan posisinya
sekarang, tetapi karena sebenarnya yang bersangkutan sudah mencapai puncak
kompetensinya, tidak lagi mampu berprestasi hebat pada posisi yang lebih
tinggi. Dalam hal demikian mempromosikan seseorang akan membawa kerugian, bukan
hanya bagi yang bersangkutan, tetapi juga bagi organisasi.
2.3 Kecakapan Kerja Versus Senioritas
Berbagai argumentasi tentang
kebaikan kecakapan kerja mupun senioritas sering tidak bisa diputuskan untuk
memilih mana yang lebih baik. Misalnya, memang diakui bahwa semakin lama
seorang bekerja pada suatu organisasi, semakin berpengalaman
dia. Namun, kecakapannya akan selalu meningkat ? masalah seperti ini
menjadi lebih sulit, apabila organisasi dihadapkan pada suatu situasi sehingga
memerlukan perubahan (perubahan cara kerja, organisasi atau hubungan kerja).
Mereka yang lebih senior sering justru sulit untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut. Mereka sudah terlampau terbiasa dengan cara kerja lama,
misalnya, sehingga sulit memahami cara kerja baru.
Sebaliknya penggunaan dasar
kecakapan kerja akan menjamin bahwa hanya mereka yang cakaplah yang bisa
dipromosikan. Masalahnya adalah siapa yang menentukan kecakapan ini ? Bukankah
penentuan kecakapan kerja bagaimanapun merupakan suatu penilaian, yang tidak
akan luput dari kesalahan maupun subyektifitas ? Pada umumnya, karyawan
khawatir kalau terjadi masalah “like” dan “dislike” dalam penilaian ini. Karena
itu, di dalam penentuan dasar untuk promosi sering digunakan suatu kompromi
antara dasar kecakapan kerja dan senioritas ini. Komprominya bisa dinyatakan
misalnya dengan : apabila ada para pejabat yang mempunyai kecakapan yang sama,
maka pejabat yang lebih seniorlah yang akan dipromosikan. Atau, apabila ada dua
pejabat yang mempunyai senioritas yang sama, maka pejabat yang lebih cakaplah
yang akan dipromosikan.
Bentuk kompromi untuk dasar kenaikan
pangkat, bisa tidak hanya menyangkut masalah kecakapan kerja dan senioritas
saja. Misalnya, untuk tenaga-tenaga pengajar di perguruan tinggi digunakan
berbagai dasar yaitu; di samping masa kerja, adalah bidang pendidikan dan
pengajaran, publikasi ilmiah, pengabdian kepada masyarakat, loyalitas pada
Universitas dan kegiatan lain-lain. Jadi di sini Nampak bahwa prestasi kerja
dijabarkan dalam berbagai faktor yang lebih terperinci. Di samping kompromi
untuk dasar kenaikan pangkat, penggunaan dasar kecakapan kerja dan senioritas
juga digunakan dalam merancang struktur upah. Kompromi antara kedua dasar
tersebut bisa dilihat dalam gambar ini.
2.4 Penurunan (Demotion)
Demosi adalah penurunan jabatan
dalam suatu instansi yang biasa dikarenakan berbagai hal. Dapat dipastikan
tidak ada seorang pegawai pun yang senang mengalami hal ini. Pada umumnya
demosi dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin karena berbagai alasan,
seperti :
1. Penilaian negatif oleh atasan karena
prestasi kerja yang tidak/kurang memuaskan
2. Perilaku pegawai yang disfungsional,
seperti tingkat kemangkiran yang tinggi
Situasi lain yang ada kalanya
berakibat pada demosi karyawan ialah apabila kegiatan organisasi menurun, baik
sebagai akibat faktor-faktor internal maupun eksternal, tetapi tidak sedemikian
gawatnya sehingga terpaksa terjadi pemutusan hubungan kerja. Dalam hal demikian
suatu organisasi memberikan pilihan kepada para karyawannya yaitu, antara
demosi dengan segala akibatnya dan pemutusan hubungan kerja dengan perolehan
hak-hak tertentu seperti pesangon yang jumlahnya didasarkan atas suatu rumus
tertentu yang disepakati bersama.
2.5 Pemindahan
Mutasi (pemindahan) atau
transfer menurut Wahyudi (1995) adalah perpindahan pekerjaan seseorang
yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi pekerjaan sebelum mengalami
pindah kerja. Kompensasi gaji, tugas, dan tanggung jawab yang baru adalah sama
seperti sebelumnya. Mutasi (pemindahan) atau rotasi kerja dilakukan untuk
menghindari kejenuhan karyawan atau pegawai pada rutinitas pekerjaan yang
terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat
menguasai dan mendalami pekerjaan lain dalam bidang yang berbeda di suatu
perusahaan. Pemindahan ini terkadang dapat dijadikan sebagai tahapan
awal atau batu loncatan untuk mendapatkan promosi pada waktu mendatang. Para
ahli berpendapat bahwa mutase (pemindahan) adalah proses yang secara hukum sah
dilakukan dilingkungan pemerintah.
Oleh karena itu, mutasi harus
dipahami sebagai berkah, karena dengan mutase ini, pegawai banyak diuntungkan
ketika berbicara tentang karier. Tetapi, terkadang pada pihak yang merasa
nyaman dengan jabatan dan lingkungan kerjanya, mutase adalah siksaan, serta
tidak dapat dipungkiri bahwa mutase merupakan sebuah kata yang seram ditelinga
pejabat atau staff pemerintah. Hakikatnya mutasi (pemindahan) adalah bentuk
perhatian pimpinan terhadap bawahan.
2.5.1
Tujuan Mutasi (Pemindahan)
Tujuan mutasi (pemindahan) menurut
Mudjiono (2000) adalah :
1. Meningkatkan produktivitas karyawan
2. Menciptakan keseimbangan antara
tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau jabatan
3. Memperluas atau menambah pengetahuan
karyawan
4. Menghilangkan rasa bosan/jenuh
terhadap pekerjaannya
5. Memberikan perangsang agar karyawan
mau berupaya meningkatkan karier yang lebih tinggi
6. Alat pendorong agar spirit kerja
meningkat melalui pesaingan terbuka
7. Menyesuaikan pekerjaan dengan
kondisi fisik karyawan
2.6 Rencana Promosi dan Pemindahan
Banyak perusahaan
dalam merencanakan promosi dan pemindahan, perusahaan seperti ini tidak dapat
mempunyai pegangan / ketentuan tentang dasar-dasar promosi atau pemindahan.
Sehingga dari tahun ke tahun tidak sama ketentuannya dasar promosi maupun
pemindahan, sehingga banyak terdapat pada unsur”-unsur subjektif.
Untuk menghindari
hal-hal tersebut, sebaiknya suatu perusahaan membuat rencana yang
jelas unntuk suatu promosi maupun pemindahan untuk keperluan tersebut
perusahaan harus menetapkan dan membuat :
1. Hubungan horizontal
dan vertikal dari masing-masing jabatan
2. Penilaian kecakapan karyawan
3. Ramalan-ramalan lowongan
dan data pegawai
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Teknis promosi adalah suatu
perpindahan didala organisasi dan posisi lainnya yang melibatkan baik
peningkatan upah maupun status. Pada umumnya, jalur promosi terbatas pada suatu departemen
atau bagian saja. Jadi, misalnya seorang pejabat di bagian produksi, maksimum
hanya bisa naik pangkat sampai direktur produksi. Perencanaan jalur promosi
akan lebih jelas apabila digambarkan melalui suatu bagan.
Analisa
jabatan memberikan informasi dasar yang diperlukan untuk menggambarkan jalur
promosi dalam suatu organisasi. Terdapat dua
dasar untuk mempromosikan seseorang, yakni kecakapan kerja
(merit) dan senioritas.
Demosi adalah penurunan jabatan
dalam suatu instansi yang biasa dikarenakan berbagai hal. Dapat dipastikan
tidak ada seorang pegawai pun yang senang mengalami hal ini.
Mutasi (pemindahan) atau transfer adalah
perpindahan pekerjaan seseorang yang memiliki tingkat level yang sama dari
posisi pekerjaan sebelum mengalami pindah kerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://hadiyantooo.blogspot.com/2019/01/promosi-dan-pemindahan.html
http://luckydzikra.blogspot.com/2018/12/promosi-dan-pemindahan.html
http://c1d109036.blogspot.com/2011/11/tugas-kelompok-makalah-promosi-dan.html
Hani, Handoko. 2014. Manajemen Personalia dan
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE.
Sulistiyani,
Ambar Teguh. 2002. Manajemen Sumber Daya
Manusia:Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik.
Yogyakarta: Graha Ilmi.